Tuesday, September 23, 2014

5 Ribu Membuat Kita Mengerti akan Bersyukur


Syukur merupakan salah satu contoh pengabdian hamba kepada sang Maha Pencipta baik melalui Lisan ( dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbilalamin) ataupun dengan amal perbuatan tentang apa atas nikmat yang telah allahh berikan kepada hamba tersebut. Salah satunya dengan melaksanakan apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa-apa  yang telah dilarang-Nya seperti Ibadah, sodaqoh dsb. Bersyukur atas nikmat yang allah beri sudah menjadi kewajiban kita sebagi seorang Muslim sebagaimana firman Allah dalam alquran "Jika kamu bersyukur pasti akan kutambah nikmat-Ku untukmu dan jika kamu  kufur maka siksa-Ku amat pedih". (QS.Ibrahim;14). 

Ada seorang sahabat menuturkan pengalaman kisahnya. Namanya adalah Pak Rahmat . Suatu sore ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah pasar modern. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.

Baru saja mereka keluar dari pasr modern tersebut, tiba-tiba istri pak Rahmat dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putra kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Pak Rahmat, "Beri kami sedekah, Bu!"

Istri Pak Rahmat kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 5000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Pak Rahmat pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"


Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Pak Rahmat malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Pak Rahmat berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Pak Rahmat ingin mengecek saldo rekening dia.


Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Pak Rahmat menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.

Pak Rahmat menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 5 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Pak Rahmat dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"

Pak Rahmat tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Pak Rahmat mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Pak Rahmat terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putra kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Pak Rahmat tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putranya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Pak Rahmat masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Pak Rahmat. Mata Pak Rahmat kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata Pak Rahmat menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 5 ribu rupiah!"

Awalnya istri Pak Rahmat hampir tidak setuju tatkala Pak Rahmat mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Pak Rahmat kemudian melanjutkan kalimatnya:

"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!

Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 5 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 5 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 5 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 5 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah."

Pak Rahmat mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu

0 comments:

Post a Comment