Saturday, January 23, 2016

Jangan Buru-Buru Berhenti Merokok! Baca Ini Dulu!


Orang lain kadang seenaknya menyuruh kita berhenti merokok. Ini nggak fair. Karena sebelum berhenti merokok, kita harus paham dulu untung-ruginya...

Adakah ayah perokok yang menyarankan rokok pada anaknya? Nggak ada. Di lubuk hatinya yang paling dalam, si ayah tahu rokok itu beracun... Adakah sertifikat halal untuk rokok? Adakah anjuran membaca bismillah ketika merokok? Nggak ada...

Adakah dokter bertaraf internasional yang berani menyimpulkan, rokok itu bebas racun? Nggak ada. Dan pesan Nabi, "Sesiapa yang menghirup racun hingga mati, maka ia akan menghirup racun itu di neraka jahanam."

Mengapa semakin maju sebuah negara dan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin jauh mereka dari rokok? Karena mereka sudah sadar, bahaya rokok itu jauh lebih besar daripada manfaatnya.

Mengapa RJ Reynolds, salah satu produsen rokok terbesar dunia, malah melarang karyawannya untuk merokok? Karena bagi RJ Reynolds, karyawan dan kesehatan karyawan adalah aset.

Perlukah anda dan anak-anak anda menenggak bir hanya karena pabrik bir itu membuka lapangan kerja? Nggak perlu. Sama sekali nggak perlu. Demikian pula dengan pabrik rokok.

Sekiranya kita semua berhenti merokok, toh pabrik rokok masih bisa memproduksi yang lain. Tenang saja. Lapangan kerja tak akan berkurang. Kalaupun anda masih kuatir dengan nasib buruh rokok, yah sedekahkan saja uang rokok anda kepada mereka, Rp 10.000 per hari.

Nah, karena saat ini anda sudah menimbang-nimbang untuk berhenti merokok, maka anda boleh membayangkan ganjaran-ganjaran yang bakal anda terima:
- keluarga anda akan lega dan bangga.
- anda memberi keteladanan dan pesan yang kuat kepada anak bahwa dia tak perlu ikut-ikutan merokok.
- uang rokok selama ini bisa anda alihkan untuk membeli vitamin dan susu anak.
- anda telah melakukan mental switching dan ini adalah kemampuan istimewa karena kebanyakan orang tak memilikinya. Fyi, mental switching adalah modal dasar bagi mereka yang ingin menemukan titik balik dalam hidup.

Saya, Rojak Sunandar, menulis ini karena kepedulian saya kepada anda dan keluarga anda, walaupun banyak pihak tidak menyukainya. Sambil didoakan, sampaikan tulisan ini kepada teman-teman anda dan keluarga anda. Share. Semoga para perokok benar-benar berhenti merokok dengan sadar, bukan sekedar buru-buru dalam memutuskan.

0 comments:

Post a Comment